Cara Agar ASI Keluar Banyak Setelah Melahirkan
Sudah dibaca oleh
orang
Banyak ibu yang mengeluhkan produksi asinya sangat sedikit setelah melahirkan. Tentunya kondisi ini akan membuat kasihan bayinya karena akan kekurangan makanan. Bayi yang kekurangan ASI biasanya lebih rewel dan bisa jadi terjadi dehidrasi.
Adalah hal yang normal jika pada saat setelah melahirkan ibu mempunyai produksi ASI yang sedikit atau ASInya belum keluar.
Proses pembentukan ASI di dalam tubuh dipengaruhi oleh hormon hormon tubuh yang memberi sinyal agar kelenjar susu di payudara ibu memproduksi air susu. Pada tahap awal setelah melahirkan kerja dari hormon hormon tersebut belum optimal.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan ibu agar ASI keluar banyak setelah melahirkan.
Pertama rangsang puting susu misalnya dengan tetap menyusukan bayi walaupun tidak ada airnya. Jadi tetap menyusukan seperti biasa seolah-olah ASI sudah berproduksi. Memang tampaknya hal ini seperti hal yang bodoh, tetapi ditinjau dari sudut pandang medis hal ini adalah hal yang cerdas. Saat bayi mengulum puting susu dan menghisapnya maka tubuh akan segera memproduksi hormon oksitosin lebih banyak. Hormon inilah yang kemudian akan merangsang sel-sel di kelenjar payudara untuk memproduksi susu lebih banyak lagi. Jika bayi tidak mau menghisap karena tidak ada airnya ibu dapat melakukan rangsangan pada puting payudara dengan tangan sendiri. Boleh juga dengan tangan atau mulut suaminya (becanda ya ibu-ibu jangan marah).
Kedua ibu harus cukup mengkonsumsi cairan tidak terbatas pada air putih tapi boleh juga jenis cairan lainnya yang disukai oleh ibu.
Ketiga makan sayur-sayuran hijau seperti daun katuk untuk merangsang produksi ASI lebih banyak.
Keempat sering-seringlah menyusui bayi bisa dalam jarak 2 jam atau kurang atau tergantung kebutuhan bayi. Kebiasaan menyusui bayi lebih sering akan menjaga sinyal hormon untuk tetap memelihara produksi ASI.
Kelima menyusui secara bergantian antara payudara kanan dan kiri.
Keenam bagi ibu yang bekerja atau tidak dapat menyusui bayinya dalam waktu yang lama maka sebaiknya memeras air susu nya baik dengan tangan maupun dengan alat secara teratur. Air susu yang dibiarkan di dalam payudara tanpa diperas akan menjadi sinyal bagi tubuh untuk menyetop produksi ASI. Di samping dapat membuat nyeri pada payudara ibu.
Adalah hal yang normal jika pada saat setelah melahirkan ibu mempunyai produksi ASI yang sedikit atau ASInya belum keluar.
Proses pembentukan ASI di dalam tubuh dipengaruhi oleh hormon hormon tubuh yang memberi sinyal agar kelenjar susu di payudara ibu memproduksi air susu. Pada tahap awal setelah melahirkan kerja dari hormon hormon tersebut belum optimal.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan ibu agar ASI keluar banyak setelah melahirkan.
Pertama rangsang puting susu misalnya dengan tetap menyusukan bayi walaupun tidak ada airnya. Jadi tetap menyusukan seperti biasa seolah-olah ASI sudah berproduksi. Memang tampaknya hal ini seperti hal yang bodoh, tetapi ditinjau dari sudut pandang medis hal ini adalah hal yang cerdas. Saat bayi mengulum puting susu dan menghisapnya maka tubuh akan segera memproduksi hormon oksitosin lebih banyak. Hormon inilah yang kemudian akan merangsang sel-sel di kelenjar payudara untuk memproduksi susu lebih banyak lagi. Jika bayi tidak mau menghisap karena tidak ada airnya ibu dapat melakukan rangsangan pada puting payudara dengan tangan sendiri. Boleh juga dengan tangan atau mulut suaminya (becanda ya ibu-ibu jangan marah).
Kedua ibu harus cukup mengkonsumsi cairan tidak terbatas pada air putih tapi boleh juga jenis cairan lainnya yang disukai oleh ibu.
Ketiga makan sayur-sayuran hijau seperti daun katuk untuk merangsang produksi ASI lebih banyak.
Keempat sering-seringlah menyusui bayi bisa dalam jarak 2 jam atau kurang atau tergantung kebutuhan bayi. Kebiasaan menyusui bayi lebih sering akan menjaga sinyal hormon untuk tetap memelihara produksi ASI.
Kelima menyusui secara bergantian antara payudara kanan dan kiri.
Keenam bagi ibu yang bekerja atau tidak dapat menyusui bayinya dalam waktu yang lama maka sebaiknya memeras air susu nya baik dengan tangan maupun dengan alat secara teratur. Air susu yang dibiarkan di dalam payudara tanpa diperas akan menjadi sinyal bagi tubuh untuk menyetop produksi ASI. Di samping dapat membuat nyeri pada payudara ibu.